Perkembangan teknologi sering terasa seperti rangkaian kejutan. Ada hal yang awalnya terlihat sederhana, tapi justru menjadi pondasi untuk inovasi besar yang kita pakai setiap hari. RFID adalah salah satunya.
Nah, teknologi kecil berbasis gelombang radio ini punya perjalanan panjang sebelum akhirnya hadir dalam kartu akses kantor, e-toll, pelacakan logistik, hingga sistem keamanan modern. Banyak orang hanya melihat RFID sebagai chip kecil yang menempel pada kartu atau label barang, padahal cerita di belakangnya jauh lebih menarik.
Perjalanan RFID tidak muncul dalam satu langkah besar. Ia tumbuh dari kebutuhan komunikasi jarak jauh yang aman di masa perang, berkembang lewat eksperimen ilmuwan radio, lalu menemukan bentuknya saat industri mulai membutuhkan cara untuk mengenali objek secara otomatis.
Tulisan ini mengulas sejarah RFID dengan alur yang mudah diikuti, sambil memberi gambaran bagaimana teknologi kecil ini akhirnya memengaruhi industri modern.
Sejarah RFID dari Awal hingga Kini
Berikut perjalanan sejarah RFID yang perlu kita ketahui bersama:
Awal mula: Eksperimen radio yang membuka jalan

Sejarah RFID berakar dari perkembangan teknologi komunikasi gelombang radio di awal abad ke-20. Pada masa itu, para ilmuwan sedang fokus mencari cara supaya sinyal radio bisa memberi informasi secara pasif, tanpa perangkat besar atau sistem rumit.
Salah satu ide yang menarik perhatian adalah kemungkinan membuat perangkat yang bisa merespons sinyal secara otomatis. Ide ini terdengar sepele sekarang, tapi pada masanya itu adalah terobosan besar.
Pada periode yang sama, militer di berbagai negara mulai mencari cara untuk mengenali pesawat mereka sendiri ketika terbang kembali dari wilayah konflik. Situasi perang menuntut keputusan cepat, sehingga identifikasi otomatis menjadi kebutuhan penting.
Dari sinilah muncul dorongan untuk menciptakan sistem yang mampu membalas sinyal secara pasif dengan identitas tertentu.
Perang Dunia II dan sistem pendeteksi awal
Ketika Perang Dunia II berlangsung, Inggris mengembangkan sistem bernama IFF (Identification Friend or Foe). Sistem ini memungkinkan radar mendeteksi apakah pesawat yang tertangkap adalah milik sendiri atau lawan.
Cara kerjanya mirip dengan prinsip RFID modern, radar mengirimkan sinyal, perangkat pada pesawat membalas sinyal dengan identitas tertentu, dan operator bisa langsung mengetahui siapa yang mendekat.
Walaupun teknologi IFF masih jauh dari bentuk RFID saat ini, konsep dasarnya sudah terbentuk.
- Ada sinyal pemicu
- Ada respons balik dari perangkat
- Ada identitas yang terbaca otomatis
Inilah pondasi riset RFID yang berlanjut setelah perang usai.
Tahun 1960-1970: Riset mulai masuk laboratorium sipil

Setelah perang berakhir, teknologi komunikasi berkembang pesat. Banyak universitas dan lembaga riset mulai tertarik mengeksplorasi bagaimana sistem respons pasif tadi bisa digunakan untuk kebutuhan sipil.
Beberapa proyek awal mencoba membuat perangkat kecil yang bisa memantulkan kembali sinyal dengan pola tertentu. Cara ini memungkinkan perangkat dikenali tanpa perlu baterai, sebuah konsep yang kemudian menjadi pondasi bagi RFID pasif.
Pada masa ini juga muncul eksperimen untuk pelacakan kendaraan, identifikasi hewan ternak, dan sistem akses otomatis. Walau alat-alatnya masih besar dan mahal, hasilnya cukup menjanjikan.
Perusahaan teknologi mulai melihat potensi komersialnya. Inilah langkah awal RFID memasuki dunia industri.
Tahun 1980-1990: RFID jadi solusi logistik dan keamanan
Industri logistik dan manufaktur menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Rantai pasok global membutuhkan identifikasi barang yang cepat, akurat, dan tidak mudah dipalsukan.
Barcode memang membantu, tapi ada keterbatasan karena harus dipindai secara langsung dan tidak bisa menyimpan banyak data. Saat itu RFID muncul sebagai solusi yang lebih praktis.
Tag RFID dapat dibaca dari jarak tertentu, tidak perlu garis pandang langsung, dan bisa menyimpan informasi lebih banyak. Banyak pabrik mulai memasang RFID untuk memantau alur produksi.
Di sektor transportasi, RFID digunakan untuk memantau kontainer, truk, dan aset bergerak lain. Di dunia keamanan, kartu akses berbasis RFID mulai menggantikan kunci tradisional.
Teknologi ini berkembang semakin matang, terutama dengan munculnya standarisasi frekuensi dan protokol komunikasi. Hal ini membuat RFID lebih mudah diterapkan secara massal di berbagai negara.
Tahun 2000-Sekarang: RFID jadi bagian dari kehidupan sehari-hari

Memasuki era 2000an, RFID menjadi bagian dari keseharian kita tanpa disadari, mulai dari;
- Gerbang tol elektronik
- Kartu e-money
- Sistem pembayaran transportasi
- Sistem absensi kantor
- Pelacakan stok di toko besar
Semuanya menggunakan prinsip RFID. Bahkan hewan peliharaan di banyak negara memakai microchip RFID untuk kebutuhan identifikasi.
Teknologi RFID juga berkembang seiring kemajuan IoT. Sensor RFID bisa terhubung ke sistem cloud, sehingga memberikan data real time untuk logistik, retail, dan layanan publik.
Kemampuannya yang sederhana namun efektif membuat RFID tetap relevan meskipun teknologi lain bermunculan.
Penutup
Sejarah RFID menunjukkan inovasi tidak selalu tercipta dari ide langsung untuk kebutuhan sipil. Ada teknologi yang awalnya lahir dari tuntutan perang, kemudian bertransformasi menjadi alat yang membantu kehidupan sehari-hari.
RFID adalah contoh nyata bagaimana prinsip dasar yang sederhana dapat berkembang menjadi sesuatu yang sangat luas manfaatnya. Teknologi ini tidak berhenti di sini. Setiap tahun muncul riset baru yang memperluas penggunaan RFID ke arah yang lebih canggih dan efisien.