Ada banyak teknologi yang kita pakai setiap hari tanpa sempat bertanya bagaimana awalnya muncul. Earphone wireless, mouse, keyboard, smart speaker, hingga perangkat IoT di rumah, semuanya terhubung melalui Bluetooth.
Teknologi ini terasa sederhana dari sudut pandang pengguna, cukup aktifkan pairing dan perangkat langsung terhubung. Namun perjalanan Bluetooth tidak terjadi dalam semalam. Ada sejarah panjang, riset berlapis, dan keputusan teknis yang membentuknya hingga menjadi standar komunikasi global.
Bagian menarik dari literasi teknologi adalah memahami cerita di balik alat yang kita gunakan. Bluetooth termasuk salah satunya. Semakin kita memahami sejarah Bluetooth, semakin mudah melihat peran besar teknologi ini dalam perkembangan perangkat digital modern saat ini.
Dari Nama Raja Viking ke Laboratorium Riset

Nama Bluetooth terdengar sangat teknis, padahal sumbernya berasal dari sejarah Skandinavia.
Sekitar abad ke-10, ada seorang raja Denmark bernama Harald “Bluetooth” Gormsson. Ia dikenal karena berhasil menyatukan wilayah Denmark dan Norwegia yang sebelumnya terpecah.
Para insinyur kemudian menggunakan nama ini sebagai simbolisasi Bluetooth yang menyatukan perangkat digital dengan cara yang mirip raja Harald menyatukan wilayah kekuasaannya.
Perkembangan teknologi ini dimulai pada tahun 1989 di Ericsson, Swedia. Fokus awalnya sederhana, menciptakan metode komunikasi nirkabel jarak pendek untuk menggantikan kabel di perangkat elektronik. Ide tersebut berkembang ke tahap prototipe dan mulai menarik perhatian perusahaan teknologi besar lainnya.
Pada tahun 1998, terbentuklah organisasi bernama Bluetooth SIG (Special Interest Group) yang terdiri dari Ericsson, IBM, Intel, Nokia, dan Toshiba. Konsorsium ini menetapkan standar teknis supaya teknologi bisa digunakan lintas merek dan lintas perangkat.
Versi publik pertama muncul pada 1999, menandai dimulainya era baru komunikasi wireless jarak dekat.
Perjalanan Evolusi Bluetooth

Perkembangan Bluetooth berlangsung bertahap, melalui beberapa versi dengan peningkatan fungsi dan efisiensi energi.
| Versi | Tahun | Fokus Pengembangan |
| 1.0 | 1999 | Pairing dasar dan fungsi koneksi. |
| 2.0 + EDR (Enhanced Data Rate) | 2004 | Peningkatan kecepatan transfer. |
| 3.0 + HS (High Speed) | 2009 | Integrasi kecepatan lebih tinggi menggunakan jaringan WiFi sebagai transport layer. |
| 4.0 (BLE) | 2010 | Efisiensi energi untuk perangkat IoT. |
| 5.0 – 5.4 | 2016 – 2022 | Jangkauan lebih luas, konsumsi daya lebih rendah, dan dukungan Low Energy Audio. |
Versi BLE (Bluetooth Low Energy) pada era 4.0 menjadi titik penting karena munculnya wearable device, smart home, sensor industri, dan perangkat kesehatan digital.
Bagaimana Bluetooth Bekerja?
Secara teknis, Bluetooth menggunakan gelombang radio pada frekuensi 2.4 GHz. Perangkat melakukan pairing dan bertukar key keamanan sebelum berkomunikasi.
Agar koneksi tetap stabil di lingkungan yang penuh perangkat wireless, Bluetooth menggunakan mekanisme frequency hopping, yaitu sinya berpindah cepat antar kanal frekuensi untuk menghindari gangguan.
Mekanisme ini memungkinkan banyak perangkat berada dalam satu ruangan tanpa saling mengganggu.
Peran Bluetooth dalam Literasi Teknologi Modern

Ketika berbicara mengenai literasi teknologi, pembelajaran tidak berhenti pada bagaimana menggunakan perangkat. Pemahaman mengenai sejarah Bluetooth memberi gambaran bagaimana inovasi terjadi bertahap, membutuhkan riset, kolaborasi antar perusahaan, dan adopsi standar global.
Bluetooth menjadi contoh nyata bagaimana teknologi berkembang dari satu tujuan sederhana, menghilangkan kabel, lalu berkembang menjadi fondasi ekosistem perangkat digital.
Beberapa manfaat Bluetooth dalam konteks literasi teknologi:
- Mengenalkan konsep standar komunikasi wireless
- Menunjukkan bagaimana teknologi bisa berkembang melalui iterasi
- Menjadi bahan pembelajaran di bidang IoT, embedded system, serta pemrograman perangkat keras (hardware)
Banyak sekolah, perguruan tinggi, dan laboratorium IoT menggunakan Bluetooth sebagai entry point untuk mengenalkan komunikasi wireless karena teknologinya yang mudah dipahami sekaligus relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Masa Depan Bluetooth
Tren saat ini menunjukkan arah pengembangan menuju audio low-latency, energy efficient, dan integrasi dengan smart living ecosystem. Versi terbaru mendukung broadcast audio, personal audio sharing, hingga sistem pendukung aksesibilitas untuk pengguna dengan kebutuhan khusus.
Artinya, Bluetooth masih akan terus berkembang dan tetap relevan di berbagai perangkat, mulai dari headphone, perangkat medis, hingga kendaraan pintar.
Penutup
Memahami sejarah Bluetooth memberi perspektif baru bahwa teknologi yang terlihat sederhana ternyata melalui proses panjang. Dari laboratorium di Swedia hingga menjadi standar komunikasi global, Bluetooth membuka jalan bagi perangkat digital untuk terhubung lebih mudah.
Pada akhirnya, literasi teknologi membantu kita melihat teknologi tidak sekadar alat pemakaian, tapi bagian dari perjalanan evolusi komunikasi digital.