Perawatan anak pasca sunat memang menjadi hal yang perlu diperhatikan agar penyembuhan luka bisa lebih cepat. Selain itu, perawatan anak pasca sunat ini juga untuk mencegah terjadinya iritasi atau infeksi akibat bakteri.
Secara umum, sunat atau khitan merupakan proses memotong kulup atau kelopak kulit yang menutupi ujung kemaluan laki-laki atau penis. Biasanya, anak akan disunat pada usia 10 tahun ke atas atau ketika mereka dianggap sudah berani.
Baca: Penyebab fimosis pada bayi
Sayangnya, sunat dapat menimbulkan luka kecil pada bagian ujung penis sehingga perlu dilakukan perawatan khusus agar tidak terjadi infeksi.Sebagian besar orang tua akan memilih untuk menyunatkan anaknya sejak duduk di bangku SD.
Padahal pada usia SD, tentunya anak belum bisa sepenuhnya mandiri dalam mengurusi dirinya. Oleh karena itu, setelah sunat orang tua harus ekstra memberikan perawatan pada anaknya.
Namun, sepertinya perawatan setelah sunat menjadi hal yang masih asing bagi sebagian orang tua. Sehingga, banyak orang tua yang belum sepenuhnya benar dalam melakukan perawatan.
Lalu bagaimana cara perawatan anak pasca sunat yang baik? Untuk mengetahuinya, Anda harus membaca informasi berikut ini!
Cara Perawatan Anak Pasca Sunat yang Seingkali Disepelekan
Meski terdengar sepele, ternyata perawatan anak pasca sunat menjadi hal yang harus dilakukan. Salah satu tujuannya yaitu untuk menghindari adanya iritasi atau infeksi pada area yang disunat tersebut.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan. Diantaranya yaitu:
1. Beri Obat Anti Nyeri
Sebelum disunat, dokter pasti akan memberikan obat bius yang langsung menuju ke bagian kulit yang akan dipotong. Kegunaan obat bius ini adalah menghilangkan rasa nyeri selama proses sunat hingga beberapa waktu setelah disunat.
Setelah efek bius habis, maka anak akan merasakan kesakitan. Namun dokter pasti akan membekali anak dengan obat analgesik, antibiotik, serta obat-obat lainnya yang harus diminum setelah sunat.

Obat analgesik berfungsi sebagai anti nyeri, sedangkan antibiotik berfungsi untuk mencegah terjadinya infeksi. Semua obat tersebut harus diminum sesuai anjuran dokter.
Biasanya, obat analgesik diminum selama anak masih memiliki keluhan atau nyeri. Sedangkan, antibiotik harus diminum sampai habis. Jadi, untuk menghindari hal yang tak diinginkan maka orang tua harus rutin memberikan obat sesuai kebutuhan anak.
2. Istirahat yang Cukup
Perawatan anak pasca sunat lainnya yang harus diperhatikan oleh orang tua adalah memastikan anak beristirahat dengan cukup. Hal ini ditujukan untuk mengurangi rasa sakit pada bekas sunat.
Jika terlalu banyak bergerak, dikhawatirkan bekas sunat akan terasa semakin sakit. Jadi, pastikan bahwa anak tidak melakukan aktivitas yang berlebihan sampai luka bekas sunat benar-benar kering.
Selain itu, pastikan luka bekas sunat tidak terkena air atau benda apa pun yang kotor. Jika sampai terkena, maka bekas luka akan sulit mengering bahkan rentan terkena infeksi.
Artinya, orang tua harus benar-benar ekstra dalam mengawasi anaknya pasca sunat untuk mempercepat pemulihan dan anak biasa beraktivitas normal sebagaimana mestinya.
3. Gunakan Pakaian yang Longgar
Penis yang baru disunat pasti terasa nyeri dan lebih sensitif ketika bergesekan dengan pakaian. Oleh karena itu, usahakan agar penis tidak tersenggol pakaian atau benda lain agar tidak sakit. Jadi, siapkan pakaian yang longgar untuk perawatan anak pasca sunat.

Selain itu, menggunakan pakaian yang pakaian terlalu ketat bisa membuat aliran darah menjadi kurang lancar dan membuat kulit menjadi lebih lembap.
Sehingga luka akan lebih sulit kering dan proses penyembuhan menjadi lebih lambat. Sebaiknya, anak dipakaikan sarung tanpa celana dalam agar luka tidak lembap.
4. Alihkan Perhatian Anak dari Rasa Sakit
Rasa sakit yang dialami anak pasca sunat tentu terasa sangat menyiksa bagi anak. Oleh karena itu, orang tua sebaiknya memberikan anak aktivitas yang tidak menimbulkan banyak gerak untuk mengalihkan perhatiannya.
Hal ini ditujukan sebagai upaya memaksimalkan perawatan anak pasca sunat. Namun, tetaplah menghindari kegiatan berjalan terlalu sering atau berlari karena dapat menimbulkan peradangan pada pembuluh darah sehingga menyebabkan nyeri.
5. Hindari Makanan yang Memicu Alergi
Jika Anda memberikan makanan pemicu alergi pada anak pasca sunat, maka lukanya akan semakin lambat mengering. Apalagi jika anak merupakan pengidap alergi.
Selain memperlambat pengeringan, makanan pemicu alergi juga dapat menimbulkan rasa gatal dan tidak nyaman pada luka. Untuk mencegah alergi pada anak pasca sunat maka hindari makanan pemciunya.
Beberapa makanan pemicu alergi yang harus dihindari antara lain adalah telur, daging ayam, udang, dan ikan-ikanan atau tergantung alergi anak. Dalam tahap perawatan anak pasca sunat, berikanlah sayuran dan buah-buahan yang kaya nutrisi.
6. Selalu Dampingi Anak
Hal yang paling menakutkan bagi anak setelah sunat adalah ketika ingin kencing dan BAB. Pasalnya, bekas luka yang masih basah memang tidak boleh terkena air atau benda lainnya.
Namun, ada trik yang dapat digunakan saat anak ingin BAB dan kencing. Orang tua harus selalu mendampingi anak ketika BAB dan kencing agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan selama tahap perawatan.
Yakinkan anak agar tetap mau BAB dan kencing karena jika ditahan akan menimbulkan penyakit. Peringatkan anak untuk tidak membasahi bekas luka sunat dengan air, sehingga Anda harus berhati-hati saat menyiramkannya.
Untuk air seni yang menempel pada penis, bisa dibersihkan dengan tisu. Ketika anak BAB, bantulah ia untuk menyiram bagian belakang tubuhnya dengan hati-hati jangan sampai mengenai bekas lukanya.
7. Rajin Kontrol ke Dokter
Biasanya, dokter akan menganjurkan pasiennya untuk kontrol pada hari ketiga setelah sunat. Sebelum pergi kontrol, ada beberapa persiapan yang harus dilakukan.
Karena pada hari tersebut perban akan dibuka untuk melihat ada atau tidaknya tanda-tanda infeksi pada bekas luka sunat. Selain itu, pada saat kontrol juga akan dilakukan evaluasi terhadap penggunaan obat.
Nah, untuk meminimalisir rasa sakit ketika perban dibuka maka sebelum kontrol anak dianjurkan untuk duduk berendam di air hangat. Rendamlah kemaluan selama kurang lebih 10 menit sebelum berangkat ke dokter sebagai upaya perawatan anak pasca sunat.
8. Rutin Membersihkan Luka
Perawatan anak pasca sunat yang paling penting adalah dengan rajin membersihkan luka sunat. Biasanya setelah kontrol, luka tidak akan diperban lagi.
Sehingga bisa saja bekas luka mengeluarkan cairan putih atau nanah. Munculnya nanah ini merupakan tanda bahwa luka sunat mengalami infeksi dan biasanya disertai dengan nyeri atau demam. Jika hal itu terjadi, maka sebaiknya Anda membawa anak untuk kontrol ulang ke dokter.
Setelah sunat, biasanya anak akan mengalami beberapa masalah. Di antaranya adalah sulit kencing, perdarahan, bengkak pada kemaluan, luka basah, atau luka seperti nanah.
Untuk meminimalisir masalah tersebut, maka orang tua harus melakukan tips perawatan anak pasca sunat. Semakin orang tua telaten, maka anak akan lebih cepat pulih.
Nah, itu tadi beberapa tips perawatan anak pasca sunat yang dianjurkan untuk diperhatikan orang tua. Yang terpenting, orang tua harus bersabar dan bekerja sama dalam merawat anak yang baru disunat.
Selain itu, saat luka bekas sunat masih diperban jangan pernah menariknya secara paksa. Hal itu bisa menyebabkan luka baru pada kulit baru yang masih baru tertutup. – Editted: 15/06/2021 by IDNarmadi.
 
												 
												