Mengetahui 4 Pengaruh Prank untuk Psikologi Anak

Sudah tahu apa saja pengaruh prank untuk psikologi anak? Bagi para orang tua yang suka menjaili buah hatinya wajib menyimak tentang pengaruh prank untuk psikologi anak berikut ini.

Bagi para pengikut media sosial khususnya YouTube tentu sudah tidak asing dengan konten prank yang tengah populer dikalangan masyarakat.

Sekarang ini, konten prank tidak hanya ditujukan pada orang dewasa saja tetapi juga anak-anak juga ikut menjadi korbannya.

Di balik dari konten prank anak yang lucu dan menggemaskan di platform YouTube, para orang tua harus mengetahui dampak buruk dari adanya konten tersebut.

Meski sering dianggap sepele, ternyata prank untuk anak dapat menyebabkan pengaruh buruk terutama bagi psikologinya.

Bagi para orang tua yang ingin mengetahui apa saja dampak buruk atau negatif dari prank, simak sedikit penjelasan tentang pengaruh konten menurut ahli Meski terkesan bercanda ternyata konten tersebut dapat berakibat fatal untuk tumbuh kembang buah hati Anda.

Mengenal Tentang Definisi Prank yang Jarang Diketahui

Sebelum membahas lebih dalam tentang pengaruh prank untuk psikologi anak, maka penting bagi Anda mengetahui definisi dari prank itu sendiri.

Selain itu, Anda juga perlu memahami mengapa konten prank pada anak sangatlah tidak dianjurkan. Langsung saja, untuk lebih jelasnya simak penjelasan berikut ini.

Apa Sebenarnya Definisi Prank Itu?

Sebenarnya sudah ada banyak sekali penjelasan tentang prank yang bisa Anda temukan di mesin pencarian.

Secara umum, menurun Luh Surini Yulia Savitri, S.Psi, M.Psi., Psikolog mengungkapkan bahwa prank seperti membuat sebuah lelucon dan membuat sesuatu yang lucu namun seharusnya tidak membahayakan objek atau sasarannya.

pengaruh prank untuk psikologi anak
Konten ‘prank’ yang dianggap lucu justru bisa berdampak buruk untuk si kecil, pixabay.com

Menurutnya semakin berkembangnya zaman yang didukung dengan adanya media sosial variasi prank yang dijumpai juga semakin beragam.

Mulai dari keisengan yang sebenarnya berawal dari niat baik hingga sesuatu yang kelewat batas sehingga menyebabkan hal-hal buruk. Hal buruk yang dimaksud seperti kecelakaan yang membahayakan dan merugikan sasarannya.

Mengapa Prank Berdampak Buruk?

Perlu diketahui, sebenarnya video prank merupakan hiburan atau humor yang diperuntukkan bagi orang dewasa. Sayangnya sekarang sudah banyak dijumpai konten prank anak yang seringkali menjadikan mereka sebagai objek lelucon atau hiburan. Tentu saja hal tersebut tidak bisa dikatakan baik.

Dibalik lelucon yang dihadirkan, ada dampak buruk yang bisa dirasakan oleh si kecil karena prank. Bisa saja mereka merasa perasaannya dikhianati oleh orang-orang terdekatnya sehingga hal tersebut membuat anak kehilangan rasa kepercayaannya pada orang tua.

Nah, bagi orang tua yang ingin tetap membuat konten prank untuk anak bisa menyiasati nya dengan jenis prank settingan.

Dengan cara tersebut, anak sudah mengetahui terlebih dahulu apa saja hal yang nantinya ia hadapi. Selain itu, anak juga bisa mempersiapkan dirinya sehingga tidak memunculkan ketraumaan setelahnya.

Bagi Anda yang masih sering nge-prank anak, ketahui beberapa dampak buruk yang dirasakan oleh anak berikut ini Dampak negatif tersebut bisa berangsur lama atau dalam jangka panjang. Oleh karenanya para orang tua perlu memikirkan lagi saat berencana untuk membuat konten prank pada anak.

Simak 4 Pengaruh Prank untuk Psikologi Anak Berikut

pengaruh prank untuk psikologi anak

Tahukah Anda, prank yang sering dianggap sebagai humor atau hiburan justru bisa berdampak buruk apalagi jika objek sasarannya anak.

Nah, bagi Anda yang sering jahil ke si kecil simak beberapa pengaruh prank untuk psikologi anak yang dapat menghambat tumbuh kembang dia ke depannya. Cek pengaruh atau dampak prank bagi anak.

1. Mudah Sekali Cemas

Prank atau menjahili si kecil merupakan sebuah hal yang sering dianggap hiburan tersendiri untuk orang tua apalagi saat melihat ekspresi lucunya. Namun ternyata kebiasaan tersebut tanpa disadari justru dapat membuat si kecil mudah merasa cemas.

Bahkan pengaruh prank untuk psikologi anak yaitu dapat membuat mereka mudah merasa cemas karena sering mendapatkan kejahilan yang dilakukan orang tuanya.

pengaruh prank untuk psikologi anak
Terlalu sering di ‘prank’ si kecil akan sulit percaya dengan orang tuanya sendiri, pixabay.com

Perasaan cemas yang berlebihan tersebut dapat membuat aktivitas yang dilakukan si kecil menjadi terasa tidak nyaman. Tentu sebagai orang tua Anda tidak ingin si kecil tumbuh menjadi anak yang merasa cemas dan penakut, bukan?

2. Hilangnya Rasa Percaya dan Empati

Pengaruh prank untuk psikologi anak selanjutnya yaitu dapat menghilangkan rasa percaya dan empati anak dengan orang-orang di sekitarnya.

Seperti yang sudah sedikit dijelaskan di atas, prank atau kejahilan justru dianggap lucu dan kemarahan anak dianggap sebagai hiburan saja bagi orang tuanya. Karena hal tersebutlah, kecerdasan emosi dan empati anak tidak akan pernah bisa terbentuk dengan baik.

Dari konten prank, justru anak akan kesuiltan mengetahui apa saja yang baik dan tidak baik untuk hidupnya. Hal tersebut terjadi karena anak merasa kebingungan melihat orang tuanya tertawa terbahak-bahak pada saat dia sedang sedih, frustrasi ataupun marah. Apalagi jika konten yang dibuat ditertawakan oleh netizen hampir di seluruh Indonesia.

Baca: Tips agar anak berani dan percaya diri

3. Memicu Trauma Hingga Usia Dewasa

Berikutnya pengaruh prank untuk psikologi anak yaitu dapat memicu rasa trauma yang mendalam hingga di usia dewasa. Sebagian orang tua mungkin tidak sadar bahwa kebiasaan jahil atau prank yang dilakukan pada anaknya dapat memicu trauma untuk si kecil.

Rasa trauma yang dirasakan oleh si kecil tersebut tak jarang memunculkan rasa takut yang berlebihan terhadap sesuatu hal. Bahkan jika kondisinya semakin parah, rasa takut yang berlebihan itu akan membuat si kecil mengalami gangguan tidur. Ia khawatir kejadian buruk yang dialaminya terulang kembali.

Perlu diingat, perasaan trauma ini tidak boleh dianggap remeh. Mengapa? Jika dibiarkan maka efek jangka panjangnya dapat mengganggu tumbuh kembang anak Anda ke depannya. Oleh karena itu, agar hal tersebut tidak terjadi maka mulai hentikan kegiatan prank yang sering Anda lakukan pada si kecil.

4. Mulai Memiliki Trust Issue

Pengaruh prank untuk psikologi anak selanjutnya adalah mulai memiliki Trust Issue. Kebiasaan jahil pada anak ternyata dapat memberikan dampak buruk untuk tumbuh kembang si kecil ke depannya.

Pengaruh prank untuk psikologi anak yaitu salah satunya si kecil tidak memiliki kepercayaan lebih pada orang tuanya sendiri.

pengaruh prank untuk psikologi anak
Prank bisa membuat anak mudah cemas dan khawatir, pixabay.com

Umumnya seorang anak akan lebih percaya kepada keluarga khususnya orang tuanya sendiri. Namun jika dirinya sering dijahili atau di prank oleh orang tuanya hingga memunculkan trauma yang mendalam maka akan memicu munculnya trust issue.

Dampak buruknya si kecil akan berpikir bahwa orang tuanya saja tidak bisa dipercayai apalagi  orang lain yang ada di sekitarnya.

Kondisi tersebut dapat membuatnya takut untuk berinteraksi atau sekadar bercerita dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Sebelum hal tersebut terjadi, sebaiknya untuk berpikir berulang kali saat berencana untuk menjahili atau nge-prank si kecil.

Jika dibandingkan dengan dampak positifnya, ternyata lebih banyak dampak negatif yang dirasakan si kecil ketika di prank atau dijahili. Pengaruh prank untuk psikologi anak terburuk yaitu dapat membuatnya mudah merasa tidak nyaman, cemas hingga sulit untuk percaya dengan orang-orang yang ada di sekitarnya.

Jadi, jangan sampai hal tersebut dirasakan oleh buah hati Anda ya! Semoga informasi di atas bermanfaat dan mengedukasi terkait konten prank yang sekarang ini tengah populer di kalangan masyarakat. – <LH>.

Luky

Lahir di Kota Blitar. Saat ini bekerja sebagai Content Writer dan tutor. Di sini freelance writer - Sekarang statusnya sebagai Alumni LifeHacks - Mengulas berbagai niche topik termasuk mereview produk perlengkapan renang, seputar tips, kiat berenang dan ulasan topik seputar bidang kolam renang lainnya,

All Post | Website