Buku Totto-Chan: Gadis Cilik di Jendela dapat mengubah sudut pandang pembaca ketika menutup halaman terakhir. Totto-Chan merupakan buku autobiografi yang dapat memberikan perspektif parenting baru untuk orang tua di berbagai penjuru dunia.
Tetsuko Kuroyanagi, berhasil menghanyutkan pembaca dengan kisah yang menyenangkan dan menyentuh hati. Melalui Totto-Chan, orang tua bisa melihat magisnya sikap dan tingkah laku anak ketika ia dibimbing dalam lingkungan yang menerima keunikannya.
Bagi orang tua yang ingin mendalami dan memahami dunia anak, sudah waktunya menambah Totto-Chan ke koleksi buku Anda. Sebelum itu, mari berkenalan dengan penulis, melihat sinopsis, dan mengambil beberapa teladan yang bisa dicontoh dari buku ini!
Tentang Penulis Buku Totto-Chan: Gadis Cilik di Jendela

Totto-Chan: Gadis Cilik di Jendela ( “窓ぎわのトットちゃん” Madogiwa No Totto-Chan) adalah novel karya Tetsuko Kuroyanagi yang dirilis pada tahun 1981. Novel autobiografi ini mendapatkan posisi best seller di Jepang secara instan. Karena nilai yang terkandung dalam perjalanan Kuroyanagi, buku ini diterjemahkan ke sejumlah bahasa, termasuk Bahasa Indonesia.
Tetsuko Kuroyanagi lahir pada 9 Agustus 1933 di Kota Tokyo, Jepang. Kuroyanagi diberkahi umur panjang dan saat ini usianya menginjak 92 tahun. Di masa kecilnya, ia hidup di tengah kecamuk peperangan Asia Pasifik.
Masa sejarah tersebut mewarnai buku autobiografinya. Setelah menulis buku, ia aktif berwara-wiri di televisi sebagai aktris, ambassador untuk UNICEF, penasihat World Wide Fund for Nature, dan posisi strategis lainnya di bidang kemanusiaan.
Kuroyanagi menempuh pendidikannya di Tokyo College of Music, berfokus pada program studi Opera, karena ia bercita-cita menjadi penyanyi opera. Namun, alur kehidupan berubah. Kuroyanagi menemukan passion-nya ketika menggeluti dunia akting dan hiburan televisi. Ia pun menjadi aktris Jepang pertama yang dikontrak oleh Japan Broadcasting Corporation (NHK).
Kuroyanagi terkenal di Jepang sebagai aktris pertama yang mendapatkan sorotan dan perhatian internasional. Di sisi lain dari pencapaian karirnya yang cemerlang, Kuroyanagi adalah seorang penulis yang mampu menyentuh hati pembaca melalui buku Totto-Chan: Gadis Cilik di Jendela.
Sinopsis Buku Totto-Chan: Gadis Cilik di Jendela

Kisah ini dibuka dengan ibu Totto-chan yang mengetahui putrinya dikeluarkan dari sekolah negeri. Totto-chan adalah anak yang sangat ekspresif dan memiliki keingintahuan yang besar. Guru di sekolah lama Totto-chan lelah dan menyerah dengan sikapnya. Totto-chan selalu bermain-main dengan jendela, sehingga mengganggu proses belajar teman-teman sekelasnya.
Totto-chan sering kena teguran dan peringatan. Namun, ia tetap tidak mendengarkan. Totto-chan sibuk mengamati keindahan di luar jendela.
Ibu Totto-chan menyadari bahwa anaknya memerlukan sekolah yang memberikan lebih banyak kebebasan berekspresi. Karena itu, ia mengajak Totto-chan bertemu kepala sekolah di Tomoe Gakuen (Sekolah Gerbong Kereta). Sosaku Kobayashi, atau akrab disapa Mr. Kobayashi, merupakan Kepala Sekolah Tomoe Gakuen.
Di hari pertama bertemu, Totto-chan bercerita dari pagi hingga sore dan Mr. Kobayashi mendengarkan dengan antusiasme yang sama. Begitulah Mr. Kobayashi. Sebagai kepala sekolah ia memancarkan sikap dan moral yang mengutamakan kebahagiaan anak-anak. Mr. Kobayashi menjalin hubungan guru-murid yang bersahabat.
Buku ini menggambarkan kepala sekolah dan teman-teman Totto-chan, pelajaran yang ia pelajari, dan suasana meriah yang ia nikmati ketika bersekolah di Tomoe Gakuen. Totto-chan bersahabat dengan teman-teman yang beragam.
Ada anak penyandang disabilitas. Anak yang menderita polio. Anak yang dibesarkan di Amerika dan tidak bisa berbahasa Jepang. Semuanya dirangkul oleh Totto-chan. Mr. Kobayashi pun dengan kepiawaiannya membuat seluruh anak merasa jadi diri sendiri dan berpartisipasi aktif di kegiatan sekolah.
Sayangnya, hari-hari menyenangkan dan indah itu harus berakhir. Suatu hari di tengah konflik peperangan, sekolah dibom. Bangunan sekolah tidak pernah didirikan kembali, meskipun Mr. Kobayashi berharap dapat membangun sekolah yang lebih baik lagi di masa depan.
Teladan yang Bisa Ditiru dari Buku Totto-Chan
Berangkat dari buku Totto-chan, pesan utama yang dapat dipetik adalah anak akan tumbuh ketika dipercaya, dicintai, dan dipahami. Selain itu, beberapa hal yang bisa menjadi teladan adalah:
- Ibu Totto-chan memilih percaya pada anaknya, bukan menghakimi tindakan Totto-chan.
- Orang tua atau pengajar yang baik mengikuti kebutuhan anak, bukan memaksa anak mengikuti jadwal kaku.
- Lingkungan alam menjadi ruang kelas untuk anak bertanya, mencoba, hingga bereksplorasi.
- Orang tua atau pengajar dapat merasakan perkembangan anak yang dibentuk melalui pemahaman daripada hukuman keras.
- Orang tua atau pengajar menumbuhkan empati, kepedulian pada sesama dan alam, serta kejujuran dalam diri anak. Hal ini sama pentingnya dengan baca-tulis-hitung (calistung).
- Bimbingan dan proses pembelajaran yang tulus menolong anak menjadi dirinya sendiri, bukan meniru orang lain.
Tak hanya sekolah, tempat penitipan anak juga bisa mengambil inspirasi dari kisah Totto-chan. Dengan menekankan kebebasan berekspresi dan kasih sayang, daycare mampu menjadi ruang pertama bagi anak untuk belajar mandiri, berani mencoba, dan menumbuhkan empati.
Akhir kata, beberapa pandangan penulis sudah banyak berubah karena membaca buku ini. Totto-Chan: Gadis Cilik di Jendela bukan buku yang harus dibaca buru-buru. Keindahannya terungkap dengan pengamatan yang sabar pada setiap anak dan orang dewasa yang ada. Mungkin orang tua dan pembaca dapat menemukan potongan diri sendiri pada karakternya.
 
												 
												