Di tengah kemajuan teknologi dan pesatnya perkembangan industri global, standar internasional memainkan peran yang tidak tergantikan. Standar ini tidak hanya menciptakan keseragaman, tetapi juga menjamin keamanan, kualitas, dan kompatibilitas produk di pasar internasional. Dua organisasi utama yang menetapkan standar global tersebut adalah ISO dan IEC. Tanpa adanya standar ini, komunikasi lintas negara dan perdagangan internasional akan jauh lebih rumit dan berisiko.
Apa itu ISO?

International Organization for Standardization atau ISO adalah badan independen yang didirikan pada tahun 1947. ISO bertujuan mengembangkan dan menerbitkan standar internasional di berbagai bidang non-elektroteknik.
Beberapa standar populer dari ISO mencakup:
- ISO 9001 untuk sistem manajemen mutu
- ISO 14001 untuk manajemen lingkungan
- ISO 31000 untuk manajemen risiko
ISO memiliki lebih dari 24.000 standar yang digunakan di lebih dari 160 negara. Standar-standar ini membantu pelaku industri untuk meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi risiko, serta meningkatkan kepercayaan pelanggan dan regulator.
Apa itu IEC?

International Electrotechnical Commission atau IEC adalah organisasi yang fokus menetapkan standar di bidang kelistrikan, elektronik, dan teknologi terkait. Didirikan pada tahun 1906, IEC menjadi acuan utama dalam memastikan produk-produk teknologi seperti perangkat elektronik, sistem tenaga, dan perangkat telekomunikasi memenuhi persyaratan teknis global.
Beberapa contoh standar dari IEC antara lain:
- IEC 61000 untuk kompatibilitas elektromagnetik
- IEC 62368 untuk keselamatan perangkat audio/video dan TI (teknologi dan informasi)
- IEC 60601 untuk peralatan medis listrik
Standar dari IEC juga menjadi rujukan banyak negara untuk regulasi nasional, termasuk dalam proses sertifikasi perangkat elektronik dan telekomunikasi seperti sertifikasi DJID di Indonesia.
Kolaborasi antara ISO dan IEC

Dalam banyak kasus, ISO dan IEC bekerja sama untuk mengembangkan standar bersama yang dikenal sebagai ISO/IEC. Kolaborasi ini memungkinkan harmonisasi standar di berbagai sektor teknologi, seperti keamanan informasi (ISO/IEC 27001) dan interoperabilitas perangkat lunak.
Standar gabungan ini sangat penting untuk menghindari tumpang tindih regulasi dan memastikan bahwa produk atau sistem tidak hanya memenuhi aspek teknis, tetapi juga manajerial dan keamanan siber. Ini menjadi solusi bagi perusahaan global agar dapat memasarkan produk ke banyak negara tanpa harus menyesuaikan ulang spesifikasi teknis secara besar-besaran.
Perbedaan dan Kesamaan ISO dan IEC
Meski seringkali dianggap mirip, kedua standarisasi ini nyatanya memiliki fokus, pendekatan, dan jenis standar yang berbeda. Di bawah ini dijabarkan secara lebih rinci perbedaan ISO dan IEC, mari simak:
| Aspek | ISO | IEC | 
| Fokus utama | Standar ini mencakup berbagai sektor, seperti manajemen mutu, lingkungan, kesehatan, dan keamanan. | Standar ini lebih fokus pada teknologi elektronik, seperti kelistrikan, perangkat elektronik, dan teknologi informasi. | 
| Pengembangan standar | Melibatkan ahli dari berbagai negara dan sektor. | Melibatkan ahli dari industri dan organisasi teknis global. | 
| Jenis standar yang dihasilkan | Mencakup banyak sektor, contohnya ISO 14001 untuk manajemen lingkungan atau ISO 27001 untuk keamanan informasi. | Menerbitkan standar yang lebih teknis, seperti IEC 60950 untuk perangkat telekomunikasi dan IEC 61508 untuk keselamatan fungsional dalam sistem elektronik. | 
Manfaat Standar ISO dan IEC bagi Industri dan Konsumen
Standar dari ISO dan IEC memberikan berbagai manfaat nyata seperti:
- Meningkatkan keamanan dan kualitas produk
- Menyederhanakan proses ekspor dan impor melalui keseragaman teknis
- Mempercepat adopsi teknologi baru
- Menjamin konsumen mendapat produk yang sesuai regulasi global
- Meningkatkan efisiensi produksi dan manajemen risiko
Bagi konsumen, standar ini menjadi jaminan bahwa produk yang digunakan telah melalui evaluasi menyeluruh dan aman digunakan.
Cara Mengakses dan Menerapkan Standar ISO dan IEC
Standar dapat diperoleh langsung dari situs resmi ISO dan IEC, atau melalui lembaga representatif di tiap negara. Di Indonesia, BSN (Badan Standardisasi Nasional) menjadi rujukan untuk akses standar ISO, sementara IEC digunakan dalam regulasi perangkat melalui sertifikasi seperti SNI atau DJID.
Untuk implementasi, perusahaan perlu menyusun prosedur sesuai standar, melakukan pelatihan internal, audit berkala, hingga sertifikasi pihak ketiga jika diperlukan. Langkah-langkah ini penting agar perusahaan tetap kompetitif di pasar global.
ISO dan IEC bukan hanya organisasi penyusun standar, melainkan fondasi penting bagi dunia usaha yang ingin berkembang secara global. Mengadopsi dan memahami standar dari kedua lembaga ini bukan hanya soal regulasi, tetapi juga strategi jangka panjang untuk inovasi dan keberlanjutan.
Dengan mengenal lebih dalam tentang standar internasional seperti ISO dan IEC, pelaku industri dapat lebih siap bersaing di pasar global dengan produk yang andal, aman, dan sesuai regulasi internasional.
 
												 
												