Kendala pendidikan new normal baik secara online maupun offline sama-sama beragam. Keduanya memiliki kendala pendidikan new normal yang membutuhkan solusi yang tepat sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif.
Seperti yang diketahui, status pandemi yang masih berlaku hingga saat ini memberikan dampak luar biasa di seluruh dunia. Semua aspek dalam kehidupan turut terkena dampaknya, tidak terkecuali pendidikan.
Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), mengatakan bahwa Covid-19 tidak akan hilang dalam waktu yang cepat.
Tetapi, jika melihat keadaan, kehidupan tetap harus berjalan dengan baik. Saat ini, beberapa negara di dunia sedang mencoba menerapkan New Normal.
Mengenal Singkat Istilah New Normal
New Normal merupakan istilah yang dipakai untuk menyebut tatanan kehidupan baru di mana masyarakat harus hidup berdampingan dengan virus ini.
Masyarakat harus melakukan kebiasaan baru yang lebih sehat dan aman untuk tetap bisa menjalankan kehidupan di tengah pandemi.
Dengan begitu, perekonomian masyarakat tetap akan berjalan. Tidak hanya itu saja, dalam dunia pendidikan, pada keadaan new normal ini harus bebenah dan menyiapkan diri untuk melakukan proses pembelajaran kembali.

Bukan hal yang mudah untuk bisa kembali menyelenggarakan pembelajaran di tengah wabah virus korona ini. Penerapan protokol kesehatan harus secara ketat dilakukan dan diawasi. Sedangkan, kasus Covid-19 justru semakin meningkat di era new normal.
Hal tersebut membuat pembelajaran tatap muka masih menjadi kajian yang membutuhkan sistem yang tepat. Namun, pembelajaran di rumah juga dirasa kurang efektif. Tidak hanya itu saja terdapat banyak tantangan/ kendala pendidikan new normal. Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Kendala Pendidikan New Normal Offline (Tatap Muka di Sekolah)
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka di sekolah dibutuhkan beberapa persiapan, seperti penyemprotan sekolah dengan disinfektan, membuat sarana cuci tangan yang memadai/menyediakan handsanitizer dan masker baru.
Melaksanakan sosialisasi sekolah di new normal dengan wali murid, mengatur jadwal pembelajaran dengan shift untuk mencegah berkumpulnya banyak siswa di satu kelas, hingga membuat jadwal guru pengawas pembelajaran.
Persiapan tersebut pasti akan mendatangkan kendala pendidikan new normal saat praktik pelaksanaan nantinya.
Pengadaan Sarana Protokol Kesehatan
Pengadaan sarana protokol kesehatan yang masif juga menjadi tantangan. Hal ini dikarenakan jumlah sekolah yang ada di Indonesia sangatlah banyak. Selain itu, dibutuhkan juga dana yang cukup besar.
Dalam rangka mengaktifkan kembali pembelajaran secara langsung, pemerintah harus benar-benar serius menangani masalah dalam dunia pendidikan ini. Hal ini tentu saja karena setiap anak berhak mendapat pendidikan yang layak dalam menggapai keinginan mereka.
Sistem Pembagian Kelas dengan Menerapkan Social Distancing
Dalam praktiknya di mana dalam satu kelas tidak boleh terisi banyak siswa, maka guru harus membuat regulasi shift kelas.
Dalam hal ini, di sekolah yang terbatas jumlah pengajarnya tentu menjadi kendala pendidikan new normal yang besar yang mana energi guru akan dikuras lebih banyak.
Sebaran Kasus yang Masih Tinggi
Selain itu, sebaran kasus virus korona juga beragam di setiap daerah. Keadaan tersebut ditandai dengan adanya pembagian zona. Pada Surat Keputusan Bersama (SKB) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan panduan pembelajaran tahun ajaran baru di masa pandemi Covid-19.
Salah satu poin yang tersebut adalah larangan melakukan pembelajaran tatap muka di 94% wilayah Indonesia yang berada di zona merah, orange, dan kuning. Di wilayah tersebut, pembelajaran harus dilakukan secara daring.
Kekhawatiran Untuk Disiplin
Pro dan kontra datang dari pihak sekolah dan orang tua siswa. Kekhawatiran pun muncul karena banyak masyarakat yang kurang peduli dengan menjaga kesehatan di tengah pandemi.
Sebagai contoh, menggunakan masker dan menjaga jarak. Murid juga dirasa sulit untuk disiplin karena banyak yang tidak mengerti atau bahkan abai dengan adanya virus ini, terutama mereka yang berada di jenjang SD dan SMP.

Padahal jika dilihat, anak-anak menjadi yang paling rentan tertular virus ini. Jika pada proses pendidikan nantinya tidak dilakukan disiplin yang tinggi, maka akan banyak pihak yang semakin dirugikan di mana jumlah kasus Covid-19 justru semakin meningkat.
Namun, jika tetap menggunakan sistem belajar jarak jauh secara daring, kendala pendidikan new normal yang lain juga akan muncul.
Perlu adanya sistem atau aturan yang tepat untuk mengatasi kendala pendidikan new normal dalam pembelajaran tatap muka. Semua pihak harus mau bekerja sama agar anak-anak tidak tertinggal pendidikan.
Maka dengan begitu, generasi Indonesia tetap bisa mengejar cita-cita mereka meskipun di tengah kondisi yang sulit seperti ini.
Pembelajaran tatap muka di sekolah perlu adaptasi yang membutuhkan waktu. Hanya sekolah yang berada di zona hijau dan sudah siap dalam hal pengadaan fasilitas protokol kesehatan saja yang boleh melaksanakan pendidikan secara tatap muka.
Jika pada masa PSBB, siswa dan guru harus dengan belajar di rumah secara online di mana dirasa kurang efektif, kini pembelajaran secara langsung diharapkan dapat memberikan hasil yang maksimal. Hal ini dikarenakan cara belajar sangat berpengaruh terhadap pemahaman siswa akan materi yang diberikan.
Kendala Pendidikan New Normal Jarak Jauh (Online)
Pembelajaran secara daring sudah dimulai sejak adanya penyebaran kasus korona di Indonesia. Bagi guru, siswa, maupun orang tua merasa pembelajaran secara daring ini kurang efektif.
Di era new normal yang mulai dilakukan ini, pemerintah membuat wacana belajar tatap muka kembali. Namun, jika melihat jumlah kasus positif yang justru semakin meningkat, sepertinya kebijakan ini belum bisa diterapkan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim membuat scenario belajar di rumah sampai akhir tahun 2020. Hal ini mendapatkan sambutan yang beragam dari berbagai pihak.
Dengan jumlah kasus yang terus bertambah, nampaknya masyarakat harus siap-siap untuk tetap belajar di rumah. Terdapat beberapa kendala pendidikan new normal yang dihadapi dalam pembelajaran jarak jauh atau secara online ini.
Tidak Semua Memiliki Gadget dan Mengoperasikannya
Kecanggihan teknologi dapat dijadikan sarana untuk tetap bisa belajar di tengah pandemi. Namun ternyata pada praktiknya tidak semua siswa memiliki gadget untuk bisa belajar secara online.
Kendala lainnya juga muncul karena perbedaan geografis di mana tidak semua wilayah di Indonesia memiliki jaringan internet yang bagus. Ada beberapa tempat di daerah terpencil yang sulit untuk mendapatkan sinyal.
Selain itu, kendala pendidikan new normal muncul dari siswa di tingkat SD yang tidak tahu cara pengoperasian gadget, maka orang tualah yang membantu mereka. Masalahnya adalah tidak semua orang tua melek akan teknologi. Hal ini menjadi kendala yang dihadapi oleh siswa dan orang tua.
Kuota Internet
Kendala lainnya adalah kuota internet yang membutuhkan budget cukup besar. Bagi masyarakat menengah ke bawah hal ini menjadi masalah yang penting.
Di keadaan pandemi ini, banyak yang di-PHK dari perusahaan, pendapatan berkurang, dan bahkan tidak ada pemasukan sama sekali. Maka, membeli kuota untuk belajar online menjadi hal yang menyulitkan mereka.
Baca: Rekomendasi Kelas Online untuk Anak yang Menyajikan Metode Kreatif
Penyerapan Materi yang Kurang Maksimal
Selain penggunaan gawai, pembelajaran secara online dinilai kurang efektif. Penyerapan materi dirasa tidak maksimal di mana siswa hanya pasif karena tidak ada interaksi secara langsung dengan pengajar.
Di sisi lain, banyak guru yang sudah lanjut usia yang tidak tahu penggunaan gadget dan aplikasi lain untuk mengajar.
Hal ini membuat siswa semakin kesulitan dalam memahami materi. Selain itu, banyak guru/dosen yang hanya memberikan tugas saja tanpa menjelaskan materi dengan baik. Hal tersebut menjadikan kendala pendidikan new normal di mana siswa semakin stress atau tertekan.
Meskipun era new normal sudah dimulai, bukan berarti semua baik-baik saja. Penyebaran virus korona masih terjadi. Sebagai sektor yang penting, pendidikan harus mendapatkan perhatian yang lebih.
Pembelajaran tatap muka hanya bisa dilakukan jika SDM sudah benar-benar siap. Di sisi lain, pembelajaran secara daring juga menemui tantangannya sendiri. Demikian ulasan kendala pendidikan new normal. Semoga pandemi ini segera usai. Jangan lupa pakai masker dan jaga jarak.
Editted: 17/06/2021 by IDNarmadi.