Kelahiran seorang anak adalah anugerah yang patut disyukuri oleh semua orang tua. Meski faktanya, tidak semua bayi dapat lahir secara normal.
Misalnya terjadi kelainan pada bayi yang bisa jadi memicu rasa takut berlebihan apabila ia kenapa-kenapa.
Kelainan pada bayi seperti mengalami fimosis adalah satu dari sekian hal yang ingin dijauhi oleh banyak orang tua. Lalu apa sih itu fimosis pada bayi itu?
Sebenarnya kelainan ini normal terjadi pada bayi yang baru dilahirkan atau anak-anak. Fimosis ini adalah sebuah istilah kelainan yang terjadi pada penis yang belum disunat, di mana terdapat kulit kepala yang begitu melekat pada kepala penis bayi.
Kondisi ini dikarenakan kulit penis belum terlepas dengan sempurna tetapi lambat lain ia akan terlepas dengan sendirinya.
Untuk itu, Anda disarankan untuk tidak mengelupasnya dengan paksa karena akan berisiko pada kesehatan bayi. Berbicara mengenai fimosis, tentu tidak lengkap jika Anda tidak menyimak gejala dan cara mengatasinya. Simak ulasannya berikut!
Baca: Masalah kulit pada bayi
Fakta Seputar Fimosis pada Bayi yang Perlu Diketahui Orang Tua
Kita akan mulai dari mengenali gejalanya hingga menemukan cara mencegahnya nanti.
Gejala Fimosis
Kelainan fimosis merupakan akibat dari menempelnya kulit penis pada kepala penis yang umumnya terjadi pada bayi atau anak yang belum disunat.
Dengan bertambahnya usia, kulup tersebut akan mengelupas dan terlepas secara sempurna ketika anak sudah memasuki usia 17 tahun.
Walaupun kondisi ini dikatakan sebagai kondisi yang normal terjadi, tetapi Anda sebagai orang tua perlu waspada jika terjadi peradangan pada penis (balanitis) yang disebabkan oleh menempelnya kembali kulup yang sudah terlepas sebelumnya.

Nah, bagaimana jika fimosis pada bayi ini terjadi pada orang dewasa? Tentu kondisi ini sangat berbahaya dan harus segera diatasi agar tidak menimbulkan rasa sakit dan perih, lebih parahnya lagi hasrat seksual akan menurun.
Waktu untuk pemeriksaan ke dokter
Balanitis yang disebabkan oleh kulup yang menempel pada kepala penis perlu diatasi segera dengan membawa si kecil ke dokter agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Nah, jika anak Anda mengalami gejala balanitis, maka perlu segera dibawa ke dokter. Berikut adalah gejala yang umum dialami setiap anak yang mengalami radang penis.
- Merasakan perih di sekitar kepala penis
- Kepala penis menjadi bengkak dan memerah
- Terdapat cairan kental yang keluar dari kulup
- Terdapat garis putih tepatnya di sekitar kepala penis yang menyerupai darah
- Keluar darah pada urine
- Saat buang air, si kecil akan merasakan rasa terbakar.
- Pinggul bagian bawah terasa nyeri.
Nah, jika gejala-gejala fimosis pada bayi tersebut sudah dirasakan, maka ada baiknya Anda segera mengkonsultasikannya kepada dokter agar bisa ditangani dengan cepat dan efek sakitnya tidak berkepanjangan.
Perlu diketahui, agar anak terhindar dari berbagai penyakit, pastikan anak tertib dalam menjalankan imunisasi karena pada waktu imunisasi, dokter juga akan memeriksa kesehatan buah hati Anda termasuk bagaimana kondisi penisnya.
Baca: Cara daftar BPJS kesehatan untuk bayi
Penyebab dari Fimosis
Sebenarnya apa sih penyebab dari kelainan fimosis pada bayi itu? Sebagian besar dari Anda tentu sempat berpikir-pikir mengenai hal itu. Jadi, fimosis ini umumnya menyerang anak-anak yang usianya masih di bawah 3 tahun.
Setelah usia ini, kulup atau kulit penis akan secara otomatis melonggar dengan sendirinya tanpa harus dikelupas yang justru menimbulkan iritasi.

Penyebab dari fimosis pada bayi sendiri adalah adanya kulit penis yang menempel pada bagian kepala penis. Kelainan pada anak-anak dianggap normal, tetapi kelainanan pada orang dewasa dianggap tidak normal dan perlupenanganan khusus.
Sebenarnya ada beberapa hal yang juga mendorong munculnya kelainan ini pada si kecil. Apa saja itu? berikut adalah daftarnya:
- Eksim
- Psoriasis
- Diabetes
- Radang pada kepala penis
- Infeksi pada kepala penis
- Lichen sclerosus
Untuk orang dewasa, fimosis mudah sekali menyerang mereka yang sering menggunakan kateter urine. Jadi, bagi Anda yang terbiasa menggunakan benda ini, ada baiknya untuk mengurangi penggunaannya agar organ vital Anda tetap terjaga.
Diagnosis Fimosis
Kelainan fimosis pada anak dapat diketahui bila sudah dirasakan gejala-gejala yang disebutkan sebelumnya. Jika sudah muncul gejala-gejalanya, yang harus Anda lakukan adalah memeriksakannya kepada dokter segera.
Ketika sampai di ruang konsultasi, penderita akan ditanyai tentang gejala apa saja yang dirasakan. Jika sudah mengetahuinya, tahap berikutnya adalah pemeriksaan fisik khususnya pada penis.
Dari hasil pemeriksaan itulah, dokter dapat memutuskan langkah pengobatan apakah yang akan dijalani oleh penderita.
Obat dan Cara Mencegah Kelainan Fimosis Pada Bayi
Sebenarnya, jika berbicara mengenai cara pengobatan fimosis pada anak, maka terbagi menjadi beberapa jenis.
Jadi, perlu dipahami walaupun penyakit ini sekilas terlihat sepele, Anda tidak disarankan untuk mengelupas kulup yang akan terkelupas karena itu akan berisiko pada kesehatan organ vital, mulai dari menyebabkan iritasi ataupun infeksi, hingga parafimosis.
Dengan datang ke dokter, Anda dapat mengikuti langkah-langkah pengobatan yang harus dilakukan Tentu, jenis pengobatan untuk setiap usia berbeda-beda. Berikut adalah jenis pengobatannya:
Obat-obatan
Jenis pengobatan yang disarankan dokter pertama adalah obat-obatan yang bertujuan untuk meredakan fimosis pada bayi. Obat-obatan yang dimaksud adalah kortikosteroid topikal berupa gel, krim, atau pun salep.
Obat ini akan membantu melenturkan kulit penis atau kulup agar nantinya bisa lebih mudah ditarik.

Namun, dokter juga akan memberi obat lainnya jika keluhan yang dijelaskan beragam. Misalnya, jika setelah pemeriksaan dokter mengetahui adanya infeksi jamur, maka dokter akan memberikan krim anti jamur untuk pasien.
Sedangkan, jika pasien mengalami infeksi bakteri, dokter akan memberikannya krim khusus untuk antibiotik.
Bagaimana dengan orang dewasa? Seperti yang dijelaskan bahwa kelainan ini akan menimbulkan rasa perih pada penis sehingga akan mempengaruhi aktivitas seksual penderita.
Untuk mengatasinya, dokter akan menyarankan penderita untuk mengenakan kondom dan juga pelumas yang digunakan saat melakukan hubungan badan.
Sunat
Seperti yang diketahui, fimosis pada bayi muncul pada anak yang belum pernah disunat. Nah, jika dokter mendapati keluhan yang berulang-ulang karena balanitis, maka dokter akan menyarankan penderita untuk segera disunat. Sunat dapat mengatasi kulup yang sudah telanjur menempel dengan ketat.
Pencegahan Fimosis
Meskipun fimosis pada bayi adalah kondisi yang normal terjadi pada anak, tetapi Anda tidak boleh mengabaikannya.
Jadi, sebelum kelainan itu dirasakan oleh si kecil, ada baiknya Anda menjalankan hidup bersih untuk mencegah munculnya kelainan ini.
Menjaga kebersihan penis adalah cara yang tepat untuk mencegah kelainan ini menyerang si kecil. Berikut merupakan langkah-langkah membersihkan selama memandikan bayi penis dengan tepat:
- Cuci penis dengan air bersih setiap hari, khususnya pada saat mandi.
- Gunakan sabun yang tanpa kandungan parfume dan hindari deodoran
- Tariklah kulup dengan perlahan untuk membersihkan kulit yang ada di bawah kulup, tarik dengan pelan sehingga tidak membuat rasa nyeri pada penis.
Demikian tadi merupakan pembahasan mengenai fimosis pada bayi yang masih belum diketahui oleh banyak orang. Nah, agar buah hati Anda terhindar dari penyakit ini, Anda harus telaten dalam membersihkan bagian penisnya.
Dengan melakukan pencegahan, diharapkan kelainan semacam itu atau gangguan lain seperti herpes pada bayi tidak dirasakan. Semoga bermanfaat! – Last editted: 09/06/2021 by IDNarmadi.