Kalau Anda sering memakai perangkat nirkabel seperti smartwatch, headset, atau speaker portabel, mungkin pernah mendengar istilah Bluetooth Low Energy atau biasa disingkat BLE. Banyak orang mengira BLE sama saja dengan Bluetooth biasa, padahal keduanya memiliki karakteristik yang cukup berbeda.
Untuk Anda yang ingin tahu perbedaan, yuk kita bahas bersama dengan cara yang ringan agar lebih mudah dipahami.
Awal Mula Bluetooth dan Lahirnya BLE

Bluetooth pertama kali diperkenalkan sebagai solusi koneksi nirkabel jarak pendek untuk menghubungkan dua perangkat tanpa kabel. Versi klasik ini digunakan di banyak perangkat sejak awal 2000-an, seperti pada ponsel, laptop, dan perangkat audio.
Namun, seiring perkembangan teknologi, muncul kebutuhan akan koneksi yang lebih hemat energi, terutama pada perangkat kecil seperti sensor, smartwatch, dan alat kesehatan digital. Dari sinilah Bluetooth Low Energy muncul sebagai versi modern yang lebih efisien dan bisa disesuaikan untuk kebutuhan perangkat dengan konsumsi daya rendah.
Perbedaan Bluetooth Low Energy dan Bluetooth Klasik

Supaya lebih mudah dipahami, berikut beberapa perbedaan utama antara dua teknologi ini:
- Konsumsi daya
Bluetooth klasik membutuhkan daya yang lebih besar karena terus-menerus aktif menjaga koneksi. Sementara BLE dirancang agar perangkat bisa tidur (idle) dan hanya aktif saat dibutuhkan, sehingga penggunaan baterai jauh lebih tahan lama. - Kecepatan koneksi
BLE bisa tersambung dalam waktu sangat singkat, ideal untuk perangkat yang sering berpindah koneksi seperti smartwatch atau sensor kebugaran. Sebaliknya, Bluetooth klasik biasanya butuh waktu sedikit lebih lama untuk proses pairing. - Kapasitas transfer data
Bluetooth klasik lebih cocok untuk transmisi data besar seperti audio atau file. Sementara BLE fokus pada pertukaran data kecil, tapi dilakukan secara terus-menerus dan real time, misalnya untuk mengirim detak jantung atau langkah kaki ke aplikasi ponsel. - Jangkauan koneksi
Keduanya punya jangkauan yang relatif mirip, yaitu sekitar 10-100 meter tergantung perangkat. Namun, koneksi BLE tetap stabil meskipun digunakan di perangkat kecil dengan antena minimal. - Kompatibilitas perangkat
Bluetooth Low Energy sudah terintegrasi di hampir semua perangkat modern, dari smartphone hingga smart home device. Sementara Bluetooth klasik juga masih banyak dipakai di produk lama, terutama perangkat audio dan mobil. 
Dari perbandingan ini, bisa disimpulkan bahwa perbedaan BLE dan Bluetooth klasik terletak pada tujuan penggunaannya. BLE lebih fokus pada efisiensi daya dan koneksi ringan, sedangkan Bluetooth klasik unggul untuk transfer data yang lebih besar.
Kapan Sebaiknya Menggunakan BLE

Bagi produsen perangkat modern, pemilihan jenis Bluetooth bergantung pada fungsi produk. Jika perangkat hanya membutuhkan koneksi sesekali dengan daya tahan baterai panjang, misalnya smartwatch, sensor kesehatan, atau smart tag, maka BLE adalah pilihan paling ideal.
Sebaliknya, jika produk digunakan untuk streaming musik, telepon, atau koneksi audio berkualitas tinggi, Bluetooth klasik masih menjadi standar utama karena stabil dalam mentransmisikan data besar.
Dampak pada Pengujian dan Sertifikasi Produk
Setiap perangkat yang menggunakan frekuensi radio, termasuk teknologi Bluetooth, wajib memenuhi regulasi di negara tempat produk dipasarkan.
Untuk pasar Asia Tenggara seperti Indonesia, regulasi ini mencakup pengujian teknis, pengukuran daya pancar, dan uji kompatibilitas.
Karena itu, baik perangkat dengan Bluetooth klasik maupun BLE perlu melewati tahap sertifikasi sebelum bisa dijual. Hal ini untuk memastikan koneksi Bluetooth tidak menimbulkan gangguan frekuensi dan aman digunakan konsumen.
Produsen biasanya bekerja sama dengan jasa sertifikasi produk untuk mempersiapkan dokumen teknis, uji laboratorium, serta memastikan perangkat lolo sesuai standar dari lembaga regulator. Dengan cara ini, produk yang menggunakan Bluetooth, baik klasik maupun BLE, bisa dipasarkan secara legal dan dipercaya oleh pengguna.
Penutup
Dari penjelasan di atas, perbedaan antara Bluetooth Low Energy dan Bluetooth klasik dapat dilihat dari cara keduanya bekerja dan tujuan penggunaannya. BLE lebih hemat daya dan cocok untuk perangkat kecil dengan koneksi ringan, sedangkan Bluetooth klasik lebih kuat untuk komunikasi data besar seperti audio.
Keduanya tetap menjadi bagian penting dalam perkembangan perangkat pintar modern. Dengan sertifikasi dan pengujian yang tepat, teknologi Bluetooth akan terus menjadi pondasi konektivitas nirkabel yang andal dan efisien di era digital saat ini.