Bahaya game online mengintai hampir setengah anak-anak di Indonesia. Anak usia 0-18 tahun mendominasi pasar game online sebanyak 46,2%, tercatat dalam Badan Pusat Statistik (BPS) 2023.
Bermain game online memang menjadi sumber hiburan, tapi seperti hal lain di dunia maya, anak berpotensi bertemu dengan hal negatif.
Pendampingan orang tua yang cermat dapat melindungi anak dari ancaman cyberbullying dan doxing. Baca artikel untuk mengetahui jenis bahaya game online dan cara mengatasinya.
Cyberbullying

Perundungan siber adalah perilaku menakuti, membuat marah atau mempermalukan seseorang di dunia maya.
Seperti perundungan di dunia nyata, bedanya dilakukan lewat teknologi digital.
Interaksi di game kadang membuat anak berhadapan dengan pemain yang kasar, merendahkan, atau memanipulasi mereka untuk mengungkapan informasi pribadi.
Dorong anak agar terbuka dengan orang tua. Ajarkan anak cara melaporkan atau memblokir pelaku cyberbullying.
Konten yang Tidak Sesuai Usia

Beberapa game online menampilkan konten yang tidak pantas, seperti kekerasan, bahasa kasar, atau konten dewasa. Hal ini bisa berdampak negatif pada anak.
Gunakan fitur kontrol orang tua dan perhatikan peringkat usia game agar anak tidak terpapar konten yang tidak sesuai.
Orang Asing yang Berbahaya

Game online sering melibatkan anak mengobrol dengan orang asing.Identitas pemain biasanya tidak terbuka, sehingga niat baik atau buruk sulit ditebak.
Risiko seperti grooming (orang dewasa mengeksploitasi anak untuk hal berbau seksual) atau perilaku berbahaya bisa muncul.
Pemain lain juga mungkin bersikap agresif. Menggunakan bahasa kasar atau mengucilkan anak. Hal ini bisa berdampak pada kepercayaan diri dan kesenangan anak.
Ajari anak untuk tidak pernah memberikan informasi pribadi. Batasi mereka sehingga hanya bermain dengan orang yang dikenal di dunia nyata.
Screen Time Berlebihan

Game online bisa membuat anak kecanduan. Menghabiskan terlalu banyak waktu bermain game dapat mempengaruhi waktu tidur, tugas sekolah, dan hubungan sosial anak.
Selain berdampak buruk secara psikologis, bermain game online berlebihan juga tidak sehat untuk kesehatan tubuh.
Tetapkan batas waktu bermain game dan dorong anak melakukan aktivitas fisik yang menyehatkan.
Menghabiskan Uang

Beberapa game menawarkan pembelian dalam aplikasi atau item berbayar. Pemain mengeluarkan uang untuk melakukan pembelian dan mencapai pengalaman bermain game terbaik.
Sebenarnya sah saja jika mengeluarkan uang untuk permainan. Lalu kenapa buruk? Anak mungkin belum memahami dampak finansial dari transaksi ini dan bisa menghabiskan uang tanpa sadar.
Orang tua perlu mencari tahu pengaturan game. Nonaktifkan fitur pembelian dalam aplikasi atau atur batas pengeluaran di akun game.
Penggunaan Data Pribadi & Doxxing

Banyak game mengumpulkan data pribadi pemain. Anak sering tidak menyadari seberapa banyak informasi yang mereka bagikan.
Ada pula ancaman doxing, yakni perilaku menyebarkan informasi pribadi orang lain di internet tanpa izin. Hal ini bisa mengancam keamanan fisik dan mental anak.
Pasang pengaturan privasi dan ajarkan anak agar tidak membagikan informasi pribadi secara sukarela.
Kecurangan & Penipuan

Ada pemain yang menggunakan cara curang atau menipu pemain lain untuk keuntungan pribadi.
Anak bisa tidak sengaja men-download aplikasi palsu atau mengisi formulir tidak resmi yang membocorkan data pribadi.
Ingatkan anak untuk menghindari berbagi informasi keuangan. Pastikan mereka hanya mengunduh game dari sumber resmi atau terpercaya.
Kecanduan Game

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mengategorikan kecanduan game sebagai perilaku adiktif. Seorang pemain tergolong kecanduan game jika sudah berdampak ke sekolah, hubungan, atau kesehatan.
Tanda anak kecanduan game di antaranya:
- Keinginan kuat untuk terus bermain
- Murung, stres, atau mudah marah jika tidak bisa bermain
- Menghabiskan sebagian besar waktu untuk bermain game
Gejala fisik yang anak alami bisa berupa mudah lelah, sakit kepala, nyeri punggung, dan mata berkunang-kunang.
Buat peraturan tegas tentang bermain game dan penggunaan gadget. Hentikan anak ketika mereka bermain lebih dari satu jam. Jika kecanduan sudah parah, segera cari pertolongan profesional.
Malware & Virus

Jika anak tergoda mencari versi game yang gratis atau lebih murah, mereka berisiko men-download virus dan malware.
Hal ini juga bisa terjadi saat anak mengakses kode game curang atau membeli barang (item) melalui pihak ketiga.
Jaga keamanan anak dan gadget dengan mengunduh game dari sumber legal. Baik itu game, tambahan (add-on), atau kode game. Jangan berikan jalan untuk malware dan virus menjangkiti perangkat anak.
 
												 
												